Burung Gereja memiliki ukuran kurang lebih 12.5 - 14
sentimeter. Burung Gereja dapat dibedakan dengan melihat kepala dan tengkuknya
yang berwarna kecoklatan dan warna hitam di sekitar muka, warna hitam yang
berbentuk tiga segi pada pipinya yang putih, serta jalur kembar yang sempit dan
yang berwarna putih pada sayapnya, Ukuran burung ini juga lebih kecil dan
gerakan yang lebih dinamis. Warna paruhnya dapat berubah-ubah sesuai dengan
musim, coklat pada musin hujan dan hitam pekat pada musin panas. Dagu dan
lehernya hitam. Kakinya coklat pucat.
Bentuk burung jantan dan betina hampir sama, sedangkan
anak burung gereja, walaupun masih di dalam sarang, juga amat serupa dengan ibu
bapanya. Bagaimanapun, warnanya lebih pucat, dan corak muka anak burung tidak begitu
ketara. Warna bagian dada dan perutnya lebih berwarna kecoklatan.
Suara burung Gereja lebih monoton namun pada saat
bertarung akan melantunkan suara yang baik untuk menjadi isian bagi burung
lomba karena disuarakan dengan jelas, enak di dengar dan dibawakan dengan nada
yang panjang.
Perilaku dalam Perkawinan
Pada burung gereja pohon Peragaan percumbuan menjelang
perkawinan burung gereja adalah dengan sang jantan menawarkan tempat bersarang
bagi sang betina. Sang jantan akan bercicit terus menerus disekitar sang betina
sambil memperagakan tarian dengan membuka sayap dan berusaha memberikan makan
yang dibawa oleh sang jantan. Terkadang sang betina yang tidak menyukai
pasangan jantan akan marah sehingga akan timbul pertarungan yang biasanya tidak
sampai saling melukai. Perebutan betina oleh burung gereja jantan juga menjadi
pemandangan yang biasa kita saksikan. Betina yang terpikat akan datang dan
menengok sarang yang telah dipersiapkan oleh jantan, dan bila dia merasa puas
atau nyaman dengan sarang yang dibuat sang jantan maka pasangan itupun akan
melakukan perkawinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar