Jumat, 23 Januari 2015

Bentuk dan Ukuran Burung Gereja


Burung Gereja memiliki ukuran kurang lebih 12.5 - 14 sentimeter. Burung Gereja dapat dibedakan dengan melihat kepala dan tengkuknya yang berwarna kecoklatan dan warna hitam di sekitar muka, warna hitam yang berbentuk tiga segi pada pipinya yang putih, serta jalur kembar yang sempit dan yang berwarna putih pada sayapnya, Ukuran burung ini juga lebih kecil dan gerakan yang lebih dinamis. Warna paruhnya dapat berubah-ubah sesuai dengan musim, coklat pada musin hujan dan hitam pekat pada musin panas. Dagu dan lehernya hitam. Kakinya coklat pucat.


Bentuk burung jantan dan betina hampir sama, sedangkan anak burung gereja, walaupun masih di dalam sarang, juga amat serupa dengan ibu bapanya. Bagaimanapun, warnanya lebih pucat, dan corak muka anak burung tidak begitu ketara. Warna bagian dada dan perutnya lebih berwarna kecoklatan.

Suara burung Gereja lebih monoton namun pada saat bertarung akan melantunkan suara yang baik untuk menjadi isian bagi burung lomba karena disuarakan dengan jelas, enak di dengar dan dibawakan dengan nada yang panjang.

Perilaku dalam Perkawinan

Pada burung gereja pohon Peragaan percumbuan menjelang perkawinan burung gereja adalah dengan sang jantan menawarkan tempat bersarang bagi sang betina. Sang jantan akan bercicit terus menerus disekitar sang betina sambil memperagakan tarian dengan membuka sayap dan berusaha memberikan makan yang dibawa oleh sang jantan. Terkadang sang betina yang tidak menyukai pasangan jantan akan marah sehingga akan timbul pertarungan yang biasanya tidak sampai saling melukai. Perebutan betina oleh burung gereja jantan juga menjadi pemandangan yang biasa kita saksikan. Betina yang terpikat akan datang dan menengok sarang yang telah dipersiapkan oleh jantan, dan bila dia merasa puas atau nyaman dengan sarang yang dibuat sang jantan maka pasangan itupun akan melakukan perkawinan.

Jumat, 16 Januari 2015


Meneliti perilaku agresif burung gereja dengan burung robot
Meski posturnya sangat mungil, memiliki kemampuan untuk bertarung hingga salah satu burung mati. Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan, sebelum bertarung, burung gereja terlebih dulu  mengepakkan sayapnya sebagai tanda tantangan. Dan, seperti layaknya film kungfu, burung gereja jantan yang mengepakkan sayap tersebut benar-benar akan bertarung hingga salah satu dari mereka mati.
Burung Gereja jantan memang akan sangat marah ketika ada burung jantan lainnya yang mengganggu wilayahnya. Kemarahan itu bisa menjadi pertarungan sengit di antara mereka.Namun tidak semua burung gereja jantan selalu bertarung hingga mati. Ada juga yang sekadar menggertak dan menakut-nakuti musuhnya, dengan menggunakan gerakan sayapnya untuk menunjukkan dirinya siap bertarung dan menerima tantangan  burung lain.Untuk mempelajari perilaku bertarung burung gereja, para ilmuwan Universitas Duke di Durham, North Carolina, AS, membuat burung robot menggunakan burung gereja yang sudah mati.
Peralatan robotik seperti motor dan komponen lain dipasangkan ke dalam jasas burung gereja yang sudah mati. Dengan demikian, peneliti bisa mengontrol sayap dari burung robot ini. Selanjutnya, robot burung gereja ditempatkan dalam wilayah di Pennsylvania, di mana banyak burung gereja berkembang biak.Bukan hanya itu, tim peneliti yang dipimpin ahli biologi Rindy Anderson itu sengaja meletakkan burung robot di wilayah yang sudah menjadi kekuasaan seekor burung gereja jantan. Robot pun dimainkan, diawali dengan memutar kicauan burung tersebut, kemudian mulai mengepakkan sayapnya di hadapan burung gereja jantan yang asli selaku objek penelitian.
Di lokasi yang sama, tim peneliti juga menempatkan beberapa boneka burung dengan posisi diam dan boneka burung dengan posisi berputar, tetapi semuanya tidak disertai dengan rekaman kicauan. Jadi yang berkicau hanya burung gereja robot saja.Hasilnya cukup mengejutkan! Burung gereja jantan ternyata lebih bersikap agresif terhadap burung lain yang ada di wilayahnya yang terlihat mengepakkkan sayapnya dan selalu berkicau. Ia tidak menggubris keberadaan boneka yang hanya diam atau cuma berputar-putar saja. Wah, benar-benar gentle ya…
Itu menandakan bahwa jika burung gereja mengepakkan sayapnya (biasanya sebanyak lima kali) di depan burung lainnya, berarti dia sudah mengibarkan bendera tantangan. Apabila yang ditantang merespon dengan mengepakkan sayapnya (juga sebanyak lima kali), maka pertarungan akan segera dimulai, bahkan sampai mati.